Sudah bukan hal yang baru lagi jika saat ini banyak sekali brand company yang mencoba masuk ke dalam dunia social media site. Tidak mengherankan mengingat market sharenya yang terbilang cukup potensial. Bahkan kini social media site sudah menjadi gaya hidup tersendiri. Ngga gaul kalau tidak punya facebook , twitter, atau social media site yang lain. Seperti itulah image yang tercipta saat ini.
Hanya saja para pemilik brand ini kerap lupa.Semuanya berbeda dalam social media site.Beda tempat, beda alam, tentu saja beda corak dan karakter penggunanya. Sebagai contoh TV. Melalui TV, komunikasi yang terjalin cenderung bersifat satu arah. Disinipara pemilik brand sah-sah saja jika lantasmengoptimalkan iklannya yang bersifat satu arah dengan metode “menggempur berulang-ulang” hingga tertancap kuat di benak para penonton.
Bagaimana di social media site? TIDAK BISA. Jika cara lama masih saja dilakukan maka yang terjadi adalah gelombang “remove friend” (di facebook) atau “unfollow” (di twitter) dsb. Para netizen sudah bosan dengan semua itu. Sudah cukup mereka dijejali iklan-iklan memuakkan di TV. Masa di tempat dimana mereka bergaul masih saja dejejali hal-hal yang sama.
Disamping itu, jangan lupakan pula tujuan awal para netizen bergabung dalam social media site adalah untuk melakukan aktivitas sosial antar manusia. Mereka chatting, saling berkomentar, dsb, sama seperti interaksi sosial di dunia nyata. Yang membedakan hanyalah medianya saja, dan jangkauan hubungan sosial yang tak terbatas.
Bertolak dari itu semua, pemilik brand tentunya sudah harus bisa mengambil sikap. Yakni mencoba memanusiakan brandnya. Nama boleh saja menggunakan brand perusahaan, tapi pola dan perilaku dalam social media site tidak harus lebih manusiawi. Interaksi 2 arah harus benar-benar dioptimalkan.
Jangan hanya sekedar beriklan, namun berinteraksilah. Tanggapi keluhan, solusi, bahkan kalau perlu sharingkan hal-hal bermanfaat yang sifatnya non profit, namun masih berhubungan dengan bidang bisnis yang diupayakan.
Sebagai contoh sukses yang sempat saya amati di dunia twitter adalah @SoyJoyID, yang mewakili brand dari produk coklat Soy Joy. Mereka begitu dinamis dalam berinteraksi dengan para followernya. Tidak melulu iklan. Bahkan Soy Joy sejak beberapa waktu yang lalu tenga menggelar event Soy Joy Healthylicious yang bertemakan hidup sehat. Disana mereka mengajak serta menginspirasi para followernya untuk hidup lebih sehat, terlepas dari promo produk Soy Joy sendiri yang diklaim cukup sehat.
Sama teman yang saling mengingatkan satu sama lain. Lantas bagaimana efeknya? Setelah menunggu agak lama, seorang pakar sekaligus pengamat social media site, Tuhu Nugraha (@tuhunugraha) sempat menyampaikan bahwa dari pihak Soy Joy sendiri menyatakan ada peningkatan penjualan produk mereka.
Anda lihat, ternyata humanisasi dalam social media memberikan peningkatan yang lebih positif ketimbang membombardir para follower/ friend dengan iklan-iklan seperti di televisi. Karena di social media site, yang kita cari adalah teman.
Kalau sudah teman, saya kira rekomendasi apapun jauh lebih dipercaya ketimbang ajakan-ajakan iklan di luaran sana, betul? Semoga tulisan ini bermanfaat, terutama bagi Anda para pemilik brand produk tertentu yang ingin mencicipi dahsyatnya kekuatan distribusi informasi social media site. Ps. Netizen = Netter + Citizen = warga penghuni dan pengguna dunia internet
Sumber : www.AriefMaulana.com